Karya Prosa #2 Sakit

Hai… Mengapa di antara rongga dadamu itu ada hati yang terhimpit sesak? Terlihat kerap kali ia mencari jalan keluar untuk sekadar berteriak sekencang-kencangnya.

Di antara keresahan malam, kau meraba dinding kamar yang dingin sembari menahan sakit yang kian menertawakanmu. Berharap akan ada celah untukmu bernafas sekalipun kau terengah-engah.

Katamu semua ini adalah kesakitan yang takkan bisa disuarakan, sakit yang selalu terkunci rapat dan takkan bisa terungkap.

Bilamana pedihnya hati terus kau saingi dengan goresan luka di tubuhmu, apakah kau akan merasa tenang dengan seketika?

Dan sadarkah apa yang kau lakukan hanya sekedar memanipulasi syaraf di otakmu, agar perhatianmu berpaling dari rasa sakit yang ada di dada yang kian menyempit itu?

Aku ingin tahu, sebenarnya sudah berapa jauh langkahmu berlari untuk menemukan arti jati diri? Sedang bibirmu sendiri tak pernah sekalipun kau latih untuk bernyanyi.

Diantara bangku-bangku kosong aku mencoba menyelami kegelapan yang kau sajikan, dan aku pun kerap melihat rupa di tiap jiwajiwa yang terbaikan dari bilik perpustakaan sekolah kita.

Hingga pada akhirnya perjalananku terhenti di keheningan yang tak berujung. Sunyi…

Aku saat ini tengah berusaha membawa jawaban melalui muara tulisanku yang ujungnya sudah pasti kau tahu, maka ku mohon tetap bacalah hingga akhir dari kalimatku ini.

Setidaknya mulai sekarang buatlah sedikit senyuman agar semua rasa semakin membaik. 

Baiklah, Tahukah kau bahwa kunci dari pintu hatimu ada pada keberanianmu sendiri.

Kasih sayang yang kau dapati saat kau pulang ke rumah mungkin tak seindah harapan di benakmu, meskipun begitu tak perlu kau bandingkan dengan siapapun juga di luar sana.

Sebab banyak dari mereka yang telah mahir memainkan topeng-topengnya, dan kau tak pernah tau Sedikitpun tentang goresan luka apa yang mereka miliki. Termasuk aku..

Menarilah di dalam keheningan malam hingga lepas penat yang mengikat jiwamu, semoga letihmu akan rasa yang tak pernah dihargai itu akan berlalu.

Seiring dengan keberanianmu untuk mengungkapkan rasa, rasa apa saja asal itu baik diungkapkan maka ungkapkanlah. Buatlah langkah-langkah kecil yang nantinya dapat menghadirkan gembira di dadamu. 

Ingatlah dalam-dalam di hatimu bahwa dirimu berhak untuk memiliki sebuah arti, tanamlah sedalam mungkin bahwa kau itu nyata senyata nyatanya.

Hidupmu akan menyala dengan makna yang kau jaga, tersenyumlah sedikit saat kau akan memulai semuanya. Dan berhentilah menggores luka di sekujur tubuhmu, karena sungguh rasa sakit itu baik.. ia akan semakin mendewasakanmu.

Sekali lagi lakukanlah, keluarkan apa yang kau rasa. Semoga di perjalanan yg kan kau tempuh nanti kau mendapati sang pendengar yang baik, dimana peluknya akan mengantarkanmu tidur dengan penuh syukur. 🫂

Ini adalah tulisan yang aku buat dengan tergesa-gesa, semoga dapat sedikit menghangatkan malammu yang dingin, belajarlah pada banyak hal bukan hanya di sekolah saja.

Ada banyak pelajaran yang tak dapat dijelaskan di bangku pendidikan, maka carilah ilmu sebanyak mungkin. Selamat hari guru dan sekali lagi, semoga rangkaian kataku tak berarti sia-sia. 

In collaboration with M Yogi Tegar (@yogitegar.wicaksono) • Instagram photos and videos

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *